Senin, 16 Februari 2015

Go..Go..Go... (part 1)

Tidak ada pernah ada kata terlambat untuk memulai hal baru. Walaupun memang lama sekali terbangun dari rasa malas. Akhir bulan Januari 2015 kemarin, saya tidak sengaja ikut sebuah open trip mendaki gunung Ijen. Tidak ada bayangan dan pengalaman sama sekali, salah seorang senior di kantor merencakan merayakan ulang tahunnya dengan meniup "blue fire" kawah Ijen tergiur dengan harga paket wisata yang murah, saya akhirnya memutuskan untuk bergabung dalam open trip ini. Trip yang ditawarkan adalah baluran dan pendakian di Gunung Ijen. Satu minggu sebelum pendakian dalam hati sudah menyiapkan diri untuk pemanasan alias lari pagi agar tubuh rasanya tidak terlalu kaget saat mendaki gunung. Maklum saja selain ini adalah pengalaman pertama, saya tergolong orang yang malas berolah raga, nyaris tidak pernah. Tapi apa daya niat dalam hati hanya menjadi niatan indah tanpa terlaksana. Sampai di hari H-1 pendakian saya tidak menyempatkan diri untuk berolah raga, bukan karena sombong tapi memang karena malas sekali, hahaa. Bad news nya adalah saat H-1 rencana pendakian Ijen batal. Pak Bos mau datang ke kantor pas weekend, dan itu jujur sangat menyebalkan. Masih tidak percaya dengan apa yang akan terjadi, akhirnya memutuskan untuk melobi senior agar tetap bisa ke Ijen, entah bagaimana pun caranya!!! Hahaha, ternyata tidak ada salahnya mencoba, dapat juga ijin tetep pergi ke Ijen, walaupun sayangnya senior yang menjadi motor jalan-jalan ini pada akhirnya harus berkorban demi kita yang akan memulai petualangan pertama naik gunung. Ya, dia tetap bersama pak bos. hehe...

Daan,, hari Sabtu, 31 Januari 2015 itu pun datang. Pagi jam 07.00 meeting poin di terminal Bungurasih aka Purabaya Surabaya. Saya akhirnya berangkat bersama dua teman lain yang sama-sama tidak ada pengalaman naik gunung dan jarang olah raga. 30 menit kemudian rombongan sudah lengkap dan kita pun berangkat menuju Banyuwangi menggunakan shuttle bus. Untungnya isinya agak longgar jadi kaki bisa diselonjorkan kemana aja, haha.. Perjalanan dimulai, dari Surabaya menuju Banyuwangi, kami melewati beberapa daerah yang saya ingat kami melewati Gempol, Bangil, Pasuruan, Paiton, Probolinggo, Situbondo dan beberapa daerah lain yang saya tak ingat, hehe..

Sekitar pukul 14.00 kami sampai di Taman Nasional Baluran. Katanya, saat terbaik datang ke Taman Nasional Baluran adalah saat musim kemarau, dimana hamparan savana yang terbentang bewarna cokelat kering, matahari terik dan sekumpulan rusa dan kerbau yang mencari makan. Tapi, menurut saya tak perlu menunggu musim kemarau untuk menikmati Taman Nasional Baluran, karena walaupun musim hujan dan rumput masih segar bewarna hijau pun pemandangannya mampu menyejukkan mata. Melepaskan diri sejenak dari rutinitas Kota dengan melihat luasan karya Tuhan yang begitu hijau, merasakan semilir angin dan paku bumi yang begitu kokoh sudah mampu menghipnotis saya untuk tidka kembali ke Surabaya.

Tengkorak Kepala Kerbau yang dikeringkan
Saya kurang paham maksud dari kenapa kepala Kerbau ini dikeringkan. Mungkin ini diambil dari kerbau-kerbau mati sebagai tanda kalau di Taman nasional ini memang eksis sekali kerbau-kerbaunya, hehe..



Taman Nasional Baluran, Savana Bekol

Kan, tidak perlu  menunggu musim kemarau untuk datang. Dan hebatnya lagi rusa disini sudah pandai sekali untuk mengantri. Mereka berlari dengan tertaur menuju hutan, ketiaka kawanan di depannya berhenti yang belakang pun seoalah mengerti tanda dan ikut berhenti. tidak berebut masuk, tidak ribut saling mendahului.





Destinasi berikutnya ke Pantai Bama dan Pendakian Kawah Ijen,,, tunggu postingan berikutnya yaa.... :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar